Rabu, 15 Januari 2014

the Solution one

Tanaman Bermanfaat, Penyerap Polusi, dan Memperindang
Filicium decipiens
Kepadatan transportasi di Indonesia, khususnya pada jalan perkotaan sangat ramai dipadati oleh berbagai jenis kendaraan. Kendaraan-kendaraan tersebut banyak menyebabkan polusi. Tidak hanya kandungan CO nya yang berbahaya bagi tubuh, namun juga sangat mengganggu dan mengurangi kenyamanan jalan.
            Cara yang sering dilakukan untuk sistem transportasi itu yaitu dengan membangun taman kota kawasan hijau, namun seringkali kita tidak tau apa saja tanaman yang sesuai bagi lalu lintas untuk mengurangi kadar polusi tersebut.
            Seiring berkembangannya penelitian mengenai cara-cara konvensiaonal yang mampu mengurangi polusi serta tetap menunjukkan estetika suatu kota, dan banyak penemuan mengenai tanaman-tanaman yang ternyata memiliki beberapa manfaat untuk mengurangi polusi dan masalah lainnya yang dialami oleh sistem transportasi.
Tanaman berdaun kecil-kecil dan lebat diduga memiliki daya isap CO2 lebih kuat dibanding yang lebar tetapi sedikit(Biologi SMA, Jenis-jenis tipe daun : 75). Ada beberapa jenis tanaman yang ditandainya mampu menyerap gas beracun dengan berbagai kapasitas rendah hingga sedang. Misalnya, puring, lidah mertua, sri rejeki, monstera, dan pandan bali. Tanaman sebagai pengeliminasi bau, diketahui Iin saat berkunjung ke suatu kawasan berbukit-bukit di Brazil. Tanah yang kondisinya mirip daerah Gunung Kidul itu digunakan untuk beternak sapi sekaligus kebun jeruk. ”Saat jeruk berbunga, wangi bunganya yang segar menguasai jalan, ada baiknya menanam bunga-bunga wangi seperti melati, gardenia, sedap malam, quisqualis atau kemuning. Untuk tanah dataran tinggi, lebih banyak lagi tanaman berbunga wangi yang bisa ditanam. Termasuk di antaranya kecubung (Datura) dan pinus. Selain itu, bau juga bisa ditangkal dengan tanaman jenis penghalang angin seperti bambu dan beringin. Bau-bau menyengat secara tidak langsung terhalang di daun sehingga tak tercium hidung. Apa yang bisa ditanam bila rumah berada di kawasan industri yang dilalui jalan berdebu? Iin menyarankan agar memagari halaman dengan tanaman perdu atau jenis tanaman penghalang. Cirinya, berdaun banyak, kecil-kecil, lebat dengan percabangan banyak. Tanaman penghalang mampu menyerap debu. Butiran halus kotoran akan menempel pada daun yang kemudian luruh saat diguyur hujan. ”Perdu juga peredam suara, lho,” kata Iin. Ia menggambarkan bentuk gelombang suara yang melingkar vertikal dan horisontal ‘seperti bola’ bakal terhambat jalannya oleh daun perdu yang relatif rapat. Alternatif yang bisa dipilih adalah pohon teh-tehan, kembang anak nakal (Durant repens), dan tanaman dolar (Ficus pumila).

Apa yang bisa dilakukan untuk kawasan yang kena serapan cemaran air? Iin mengaku belum bisa menyarankan apa-apa untuk kondisi ini. Sebab, dari pengamatannya saat terlibat dalam studi AMDAL ia melihat tanaman memiliki ambang batas tertentu terhadap cemaran bahan kimia. Di daerah yang dialiri limbah batik yang sangat polutan itu, tak ada rerumputan pun yang mau tumbuh. Saat pencemaran sudah sampai taraf yang tinggi mungkin bukan lagi ‘urusan’ tanaman hias. Bila mempunyai halaman luas dan ingin membersihkan udara, beberapa pohon yang biasa dimanfaatkan untuk penghijauan kota bisa jadi pilihan. Endes Nurfilmarasa Dahlan, dosen Fakultas Kehutanan IPB yang dikutip Trubus menyebutkan beberapa pohon yang punya kemampuan tinggi menyerap timah hitam, yakni asam landi, damar, jamuju, johar, mahoni, dan pala. Pohon yang cocok untuk kawasan pabrik semen adalah bisbol, kere payung, kenari, meranti merah, dan tanjung. Sebab, pohon-pohon ini mampu menyerap debu semen. (wikipedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar