Tanaman Bermanfaat, Penyerap Polusi, dan
Memperindang
Kepadatan
transportasi di Indonesia, khususnya pada jalan perkotaan sangat ramai dipadati
oleh berbagai jenis kendaraan. Kendaraan-kendaraan tersebut banyak menyebabkan
polusi. Tidak hanya kandungan CO nya yang berbahaya bagi tubuh, namun juga
sangat mengganggu dan mengurangi kenyamanan jalan.
Cara yang sering dilakukan untuk
sistem transportasi itu yaitu dengan membangun taman kota kawasan hijau, namun
seringkali kita tidak tau apa saja tanaman yang sesuai bagi lalu lintas untuk
mengurangi kadar polusi tersebut.
Seiring berkembangannya penelitian
mengenai cara-cara konvensiaonal yang mampu mengurangi polusi serta tetap
menunjukkan estetika suatu kota, dan banyak penemuan mengenai tanaman-tanaman
yang ternyata memiliki beberapa manfaat untuk mengurangi polusi dan masalah
lainnya yang dialami oleh sistem transportasi.
Tanaman
berdaun kecil-kecil dan lebat diduga memiliki daya isap CO2 lebih kuat dibanding
yang lebar tetapi sedikit(Biologi SMA, Jenis-jenis tipe daun : 75). Ada
beberapa jenis tanaman yang ditandainya mampu menyerap gas beracun dengan
berbagai kapasitas rendah hingga sedang. Misalnya, puring, lidah mertua, sri
rejeki, monstera, dan pandan bali. Tanaman sebagai pengeliminasi bau, diketahui
Iin saat berkunjung ke suatu kawasan berbukit-bukit di Brazil. Tanah yang
kondisinya mirip daerah Gunung Kidul itu digunakan untuk beternak sapi
sekaligus kebun jeruk. ”Saat jeruk berbunga, wangi bunganya yang segar
menguasai jalan, ada baiknya menanam bunga-bunga wangi seperti melati,
gardenia, sedap malam, quisqualis atau kemuning. Untuk tanah dataran tinggi,
lebih banyak lagi tanaman berbunga wangi yang bisa ditanam. Termasuk di
antaranya kecubung (Datura) dan pinus. Selain itu, bau juga bisa ditangkal
dengan tanaman jenis penghalang angin seperti bambu dan beringin. Bau-bau
menyengat secara tidak langsung terhalang di daun sehingga tak tercium hidung.
Apa yang bisa ditanam bila rumah berada di kawasan industri yang dilalui jalan
berdebu? Iin menyarankan agar memagari halaman dengan tanaman perdu atau jenis
tanaman penghalang. Cirinya, berdaun banyak, kecil-kecil, lebat dengan
percabangan banyak. Tanaman penghalang mampu menyerap debu. Butiran halus
kotoran akan menempel pada daun yang kemudian luruh saat diguyur hujan. ”Perdu
juga peredam suara, lho,” kata Iin. Ia menggambarkan bentuk gelombang suara
yang melingkar vertikal dan horisontal ‘seperti bola’ bakal terhambat jalannya
oleh daun perdu yang relatif rapat. Alternatif yang bisa dipilih adalah pohon
teh-tehan, kembang anak nakal (Durant repens), dan tanaman dolar (Ficus
pumila).
Apa
yang bisa dilakukan untuk kawasan yang kena serapan cemaran air? Iin mengaku belum
bisa menyarankan apa-apa untuk kondisi ini. Sebab, dari pengamatannya saat
terlibat dalam studi AMDAL ia melihat tanaman memiliki ambang batas tertentu
terhadap cemaran bahan kimia. Di daerah yang dialiri limbah batik yang sangat
polutan itu, tak ada rerumputan pun yang mau tumbuh. Saat pencemaran sudah
sampai taraf yang tinggi mungkin bukan lagi ‘urusan’ tanaman hias. Bila
mempunyai halaman luas dan ingin membersihkan udara, beberapa pohon yang biasa
dimanfaatkan untuk penghijauan kota bisa jadi pilihan. Endes Nurfilmarasa
Dahlan, dosen Fakultas Kehutanan IPB yang dikutip Trubus menyebutkan beberapa
pohon yang punya kemampuan tinggi menyerap timah hitam, yakni asam landi,
damar, jamuju, johar, mahoni, dan pala. Pohon yang cocok untuk kawasan pabrik semen
adalah bisbol, kere payung, kenari, meranti merah, dan tanjung. Sebab,
pohon-pohon ini mampu menyerap debu semen. (wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar